Home
/
Digilife

Facebook vs. Whistleblower: Keserakahan, Hate Speech dan Pembelaan Zuckerberg

Facebook vs. Whistleblower: Keserakahan, Hate Speech dan Pembelaan Zuckerberg
Hani Nur Fajrina07 October 2021
Bagikan :

Foto: dok. NBCNews

Uzone.id — Facebook seperti jatuh, tertimpa tangga pula. Raksasa jejaring sosial ini sedang dilanda cobaan yang tak ada habisnya, mulai dari pemadaman layanannya selama enam jam, hingga drama soal pengakuan dari whistleblower.

Jika urusan Facebook, WhatsApp, hingga Instagram yang tumbang tempo hari sudah redup pembahasannya, kini giliran isu whistleblower yang masih meramaikan linimasa pemberitaan.

Frances Haugen, mantan data scientist di Facebook, tengah menjadi pembicaraan karena dirinya bersaksi di Kongres Amerika Serikat di depan para senator mengenai skandal besar perusahaan. Pada intinya ia mengklaim, Facebook lebih mementingkan keuntungan perusahaan semata dan tidak peduli dengan keamanan dan kesehatan mental para penggunanya.

Hal yang menyita perhatian adalah Haugen mengatakan kalau Facebook selama ini menggunakan algoritmanya untuk menyebarkan misinformasi hingga hate speech demi mengeruk keuntungan.

Pengakuan Haugen ini menyita perhatian dunia dan dianggap sebagai ancaman besar bagi perusahaan. Di sisi lain, Mark Zuckerberg sebagai CEO Facebook tentu angkat suara mengenai isu ini.

Baca juga: Selain Maaf, Ini Curhatan Zuckerberg Soal Instagram dkk Down

Zuckerberg memberikan pembelaan yang cukup panjang mengenai nilai-nilai perusahaannya dan tentunya bertentangan dengan apa yang dikatakan Haugen.

Ia mengaku, Facebook sangat peduli terhadap aspek keamanan, hingga kesehatan mental penggunanya.

“Banyak sekali klaim dari testimoni tersebut yang tidak masuk akal. Jika kami ingin mengabaikan riset, kenapa kami membuat program riset terdepan agar memahami isu-isu penting seperti keamanan dan kesehatan mental sejak awal?” tulis Zuckerberg dalam laman Facebooknya pada Rabu (6/10).

Ia menyambung, “jika kami tidak peduli dan enggan memerangi konten berbahaya, kenapa juga kami merekrut banyak orang yang didedikasikan untuk masalah ini? Jika kami ingin menyembunyikan hasil pencarian, kenapa kami membuat standar transparansi dan pelaporan tentang apa yang kami lakukan selama ini?”

Zuckerberg juga langsung membantah tuduhan soal prioritas perusahaan yang hanya seputar mengeruk keuntungan terus.

“Tuduhan kalau kami memprioritaskan profit ketimbang keamanan dan kesejahteraan, sangatlah tidak benar. Contohnya, kami membuat gerakan Meaningful Social Interactions, dan pada akhirnya hal ini mengubah News Feed yang menampilkan sedikit video-video viral agar lebih memperlihatkan konten dari teman dan keluarga pengguna -- meskipun hal ini bisa membuat waktu penggunaan orang di Facebook jadi berkurang. Tapi riset mengatakan hal ini tepat dilakukan untuk mental pengguna. Apakah ini hal yang dilakukan oleh perusahaan yang mementingkan profit semata?” ujar Zuckerberg.

Baca juga: Kesaksian Whistleblower Facebook Bikin Ngeri

Klaim soal bagaimana Facebook hanya memikirkan keuntungan berulang kali ia tekankan sebagai tuduhan yang tidak logis. Menurutnya, Facebook menghasilkan uang dari iklan, sementara para pengiklan secara konsisten meminta perusahaan agar iklan mereka tidak diletakkan di konten berbahaya atau penuh kontroversi.

Seperti yang diketahui, algoritma pada News Feed yang diluncurkan pada 2018 ini bekerja dengan cara memprioritaskan interaksi (seperti komentar dan like) dari orang-orang yang menurut Facebook, paling dekat dengan pengguna, seperti teman dan keluarga.

Namun, seperti yang ditunjukkan di dalam dokumen yang dibocorkan oleh Haugen, para data scientist mengemukakan kekhawatiran bahwa sistem ini menghasilkan efek samping yang tidak sehat pada bagian penting dari konten publik, seperti politik dan berita.

Facebook juga dianggap menggunakan peringkat berbasis engagement, di mana AI menampilkan konten yang menurut platform ini paling menarik bagi pengguna individu -- dengan kata lain, konten yang menimbulkan reaksi kuat dari pengguna akan diprioritaskan, meningkatkan misinformasi, toxic seperti hate speech, dan konten kekerasan.

VIDEO: Unboxing Vivo X70 Pro

populerRelated Article