Home
/
Startup

Tips buat Fresh Graduate yang Galau Pilih Kerja di BUMN atau Startup

Tips buat Fresh Graduate yang Galau Pilih Kerja di BUMN atau Startup
Fajrin Rasyid26 June 2023
Bagikan :

Kolom oleh: Direktur Digital Business Telkom Indonesia, Fajrin Rasyid.

Uzone.id — Lapangan kerja selalu menjadi isu menarik, apalagi Indonesia saat ini sedang mengalami bonus demografi yang diprediksi mengalami puncaknya di 2030.

Di masa sekarang, keberadaan startup jauh lebih populer dan memikat hati jika dibandingkan 10 tahun lalu — baik dari potensi bisnis maupun minat kerja para generasi muda, terutama fresh graduate.

Ada masanya startup dianggap “keren banget” dan “kekinian” karena kultur kerja yang diyakini lebih modern, sedangkan lapangan kerja seperti BUMN dipandang lebih cocok bagi usia yang lebih ‘matang’.

Kendati begitu, tak sedikit juga anak muda tetap melirik BUMN karena “lebih aman”, apalagi zaman sekarang BUMN pun sudah didorong untuk betransformasi ke arah digital supaya mengikuti perkembangan teknologi.

Wajar jika para fresh graduate di Indonesia kemudian galau atau bimbang memilih jalur yang mana untuk menginjakkan kaki di dunia kerja.

Bagi fresh graduate, yang pertama perlu diperhatikan secara umum sebenarnya kesesuaian dengan bidang atau kemampuan. Jangan memaksakan diri bergabung di mana pun untuk posisi yang tidak atau belum kita kuasai.

Selanjutnya, terkait BUMN atau startup, masing-masing memiliki keunikan tersendiri. BUMN biasanya memiliki ukuran yang lebih besar dan struktur organisasi yang lebih matang.

Preview
Ilustrasi foto: Jason Goodman/Unsplash

Fresh graduate yang bergabung ke BUMN biasanya akan ditempatkan di posisi yang sudah tetap, yakni di dalam suatu unit di dalam organisasi yang biasanya berukuran besar. Job description si fresh graduate pun jarang berubah.

Sebaliknya, startup biasanya memiliki ukuran yang lebih kecil dan struktur organisasi yang sering berubah. Oleh kerena itu, fresh graduate yang bergabung di startup bisa jadi akan memperoleh job description yang berubah-ubah atau sering dipindahkan.

Bekerja di BUMN cocok untuk mereka yang mencari kestabilan, mengikuti aturan, serta tekun. Sebaliknya, bekerja di startup cocok untuk mereka yang dinamis, mencari kebebasan, serta mempertanyakan status quo.

Namun, seiring perubahan yang terjadi di dunia digital, BUMN juga menerapkan transformasi. BUMN dituntut untuk lebih agile dan berinovasi. Sebagai contoh, salah satu BUMN yakni Telkom Indonesia bertransformasi dari semula perusahaan telco menjadi digital telco yang banyak membantu digitalisasi di pemerintahan dan BUMN lain.

Sebaliknya, startup yang tumbuh besar pun belajar untuk menerapkan Good Corporate Governance (GCG) yang biasanya dimiliki oleh BUMN. Dengan demikian, perbedaan antara bekerja di BUMN dan startup semakin ke sini semakin tidak terlalu ekstrem.

Yang terpenting bagi fresh graduate adalah melihat kembali visi perusahaan yang ingin dimasuki. Jangan lupa untuk mencari tahu juga testimoni dari karyawan perusahaan tersebut yang dapat memberikan gambaran suasana kerja di sana.

populerRelated Article