Home
/
News

Paus Membasuh Kaki Narapidana Muslim dan Buddha

Paus Membasuh Kaki Narapidana Muslim dan Buddha
Gita Pratiwi30 March 2018
Bagikan :

Dalam Misa Perjamuan Tuhan, Kamis Putih yang jatuh pada 29 Maret 2018 sore, Paus Fransiskus membasuh kaki narapidana Penjara Regina Coeli di Roma. Di antara para tahanan ialah penganut Kristen, Muslim, dan Buddha.

Dilansir dari Vatican News, Paus mengingat cara Yesus membasuh kaki dari ke-12 muridnya sebelum membagikan Perjamuan Terakhir bersama mereka. Sebelumnya pada Kamis Putih tahun lalu, Paus juga membasuh kaki para migran yang di antaranya Muslim.

Paus Fransiskus memiliki tradisi dalam perayaan Misa Hari Wafatnya Yesus di luar Vatikan, dengan bepergian ke tahanan dan orang-orang terpinggirkan lainnya. Ia juga membasuh kaki-kaki orang terpinggirkan tersebut, seperti yang telah ia lakukan semasa jadi uskup agung Buenos Aires.

Regina Coeli adalah penjara tertua dan paling terkenal di Roma, menampung narapidana dari lebih dari 60 kebangsaan yang berbeda. Terletak hanya sepelemparan batu dari Vatikan, di sepanjang tepian Sungai Tiber. Terbangun di situs biara abad ke-17 yang diubah menjadi penjara pada akhir abad ke-19.

Isu kapasitas dan bunuh diri

Seperti penjara kebanyakan di dunia, Regina Coeli punya masalah kepadatan narapidana yang melebihi kapasitas. Vatican News juga menyebutkan, tingkat bunuh di dalam sana amat tinggi.

Selama kunjungannya, Paus Fransiskus pun menemui narapidana di ruang perawatan penjara dan tahanan dengan kebutuhan perlindungan khusus.

Sebagai bagian dari perayaan Misa di sana, dia berlutut dengan handuk dan baskom air untuk mencuci kaki 12 narapidana. Ia meniru gerakan kerendahan hati dan pelayanan Yesus.

Dua belas orang, yang dipilih oleh otoritas penjara, berasal dari Italia, Filipina, Maroko, Moldavia, Columbia, Nigeria dan Sierra Leone. Delapan dari mereka beragama Katolik, sementara dua beragama Islam, satu beragama Buddha dan satu lagi Kristen Ortodoks.

Pada tahun 2013, tidak lama setelah terpilih sebagai Paus, Francis mengunjungi pusat penahanan pemuda. Dia pun pertama kalinya memilih mencuci kaki beberapa wanita dan non-Kristen, yang menyebabkan perubahan dalam peraturan liturgi yang ditetapkan di Missale Roman. Dia juga menemui  dengan pria dan wanita di penjara-pernjara pada sebagian besar kunjungan pastoralnya di luar negeri.***

populerRelated Article