Home
/
Health

Lebih Parah dari PMS Biasa: Kenali Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) dan Cara Menanganinya

Lebih Parah dari PMS Biasa: Kenali Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) dan Cara Menanganinya
Novita Joseph16 November 2017
Bagikan :

Hampir semua wanita pernah mengalami PMS atau premenstrual syndrome. Kondisi ini umumnya ditandai dengan mood yang mudah berubah, kram perut bawah, payudara agak bengkak, sampai tubuh lemas. Namun, kalau gejala PMS yang Anda alami sudah sangat parah sampai-sampai Anda sama sekali tidak bisa beraktivitas, bisa jadi Anda punya premenstrual dysphoric disorder atau PMDD.

Curiga kondisi yang Anda miliki bukan cuma PMS biasa dan bisa jadi PMDD? Simak terus informasi lengkap di bawah ini, yuk.

Apa itu premenstrual dysphoric disorder (PMDD)?

Perubahan hormon yang terjadi pada siklus haid memang bisa menimbulkan gejala-gejala fisik dan emosional. Namun PMDD bukan sekadar PMS biasa. PMDD atau premenstrual dysphoric disorder adalah gangguan dengan serangkaian gejala menstruasi yang lebih ekstrem dan lebih berat daripada PMS.

Gejala-gejala ini bisa muncul seminggu atau dua minggu sebelum hari pertama menstruasi dan bertahan hingga beberapa hari setelah menstruasi.

Apa bedanya PMDD dengan PMS?

Sebenarnya, perbedaan utama PMDD dengan PMS adalah tingkat keparahan gejalanya. Orang yang mengalami PMS biasanya masih mampu beraktivitas meskipun punya keluhan tertentu. Sedangkan orang dengan PMDD seringkali tak bisa beraktivitas layaknya orang yang sedang sakit.

Selain itu, kasus PMDD biasanya membutuhkan penanganan medis, sementara PMS tidak. Dalam kasus tertentu, wanita yang dilanda gangguan ini bahkan punya kecenderungan lebih besar untuk mengalami depresi hingga mencoba bunuh diri. Padahal, nanti ketika menstruasinya sudah tuntas, keadaannya akan membaik dengan sendirinya.

Mengenal berbagai gejala PMDD

Meski PMDD merupakan gangguan yang lebih ekstrem dari pada gejala PMS pada umumnya. PMDD dapat mengganggu produktivitas sehari-hari hingga bahkan hubungan dengan orang-orang terdekat. Berikut adalah gejala-gejala PMDD yang harus diketahui.

  • Mood jadi gampang sedih dan berubah-ubah
  • Merasa depresi (murung dan putus asa)
  • Mudah marah dan tersinggung
  • Cemas, gelisah, dan tegang meskipun tidak ada pemicu yang jelas
  • Tidak semangat beraktivitas
  • Sulit berkonsentrasi
  • Merasa lelah luar biasa
  • Nafsu makan berubah, biasanya jadi ingin makan terus
  • Tidak bisa mengendalikan emosi
  • Susah tidur
  • Perut kram dan kembung
  • Payudara bengkak dan sakit
  • Kepala pusing
  • Nyeri sendi di berbagai bagian tubuh

informasi tentang menstruasi haid
Preview

Penyebab PMDD

Para ahli belum mengetahui penyebab pasti mengapa wanita bisa mengalami premenstrual dysphoric disorder. Namun, sebagian besar perubahan gejala psikis dan fisik yang ekstrem ini disimpulkan terjadi karena adanya reaksi yang tak normal terhadap perubahan hormon.

Dilansir dari WebMD, beberapa penelitian telah mengamati bahwa wanita yang punya gangguan ini umumnya memiliki kadar hormon serotonin yang rendah. Dalam tubuh, hormon serotonin mengendalikan mood, emosi, pola tidur, dan rasa sakit pada tubuh. Kadar hormon memang bisa menjadi tidak seimbang menjelang atau saat menstruasi.

Akan tetapi, belum dipahami secara rinci mengapa hormon serotonin pada orang tertentu bisa menurun drastis saat menstruasi.

Bagaimana diagnosis PMDD ditentukan?

Sebelum dokter mendiagnosis Anda dengan PMDD, umumnya dokter akan memastikan bahwa Anda memang tidak punya gangguan jiwa seperti depresi atau gangguan panik. Anda juga harus dipastikan tidak memiliki kondisi kesehatan medis lainnya seperti endometriosis, fibroid, menopause, dan masalah hormon lain.

Umumnya, diagnosis baru akan ditegakkan dalam kondisi-kondisi berikut ini.

  1. Anda dipastikan punya gejala premenstrual dysphoric disorder, jika setidaknya memiliki lima gejala seperti yang telah dijelaskan di atas.
  2. Gejala PMDD Anda rasakan mulai 7 sampai 10 hari sebelum Anda menstruasi.
  3. Gejala PMDD yang dirasakan mulai menghilang setelah darah menstruasi keluar.

Bagaimana mengatasi PMDD?

1. Mengonsumsi obat antidepresan jenis tertentu

Untuk mengatasi dan meringankan gejala PMDD, Anda bisa mengonsumsi obat antidepresan seperti fluoxetine dan sertraline. Obat ini dapat mengurangi gejala seperti gejala emosional, kelelahan, hasrat makanan dan masalah pada pola tidur. Anda dapat mengurangi gejala PMDD dengan mengonsumsi obat antidepresan di masa ovulasi dan di masa awal menstruasi Anda.

2. Mengonsumsi pil KB dan suplemen

Beberapa dokter umumnya akan menyarankan Anda mengonsumsi pil KB yang dikonsumsi dalam waktu singkat guna mengurangi gejala PMS dan PMDD pada beberapa wanita. Namun, ada juga yang dianjurkan mengonsumsi 1.200 miligram makanan dan kalsium tambahan setiap hari guna mengurangi gejala PMS dan PMDD.

Mengonsumsi vitamin B-6, magnesium dan L-tryptophan juga dapat membantu Anda meredakan rasa sakit PMDD dan kelelahan. Namun, bicarakan dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen apa pun.

3. Perubahan gaya hidup

Selain mengonsumsi obat-obatan, dokter juga akan menganjurkan Anda olahraga teratur untuk  mengurangi gejala pramenstruasi. Hindari juga mengonsumsi kafein, alkohol, dan segera berhenti merokok. Usahakan juga untuk tidur yang cukup.

Anda juga bisa berlatih menggunakan teknik relaksasi, meditasi, dan yoga untuk mengelola stres dan emosi saat PMDD melanda.

The post Lebih Parah dari PMS Biasa: Kenali Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) dan Cara Menanganinya appeared first on Hello Sehat.

Tags:
populerRelated Article