Home
/
Automotive

Atasi Macet Jakarta Pakai AI, Efektif atau Cuma Gimik?

Atasi Macet Jakarta Pakai AI, Efektif atau Cuma Gimik?

Brian Priambudi04 July 2025
Bagikan :

Uzone.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ingin mengatasi kemacetan dengan mengandalkan teknologi AI. Harapannya inovasi ini bisa mengatasi macet yang sudah mendarah daging di Ibu Kota.

Hal ini disampaikan oleh Syafrin Liputo selaku Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Dirinya mengungkapkan terdapat lima isu utama dari kemacetan di Jakarta, satu di antaranya adalah pengaturan di persimpangan yang disebut menjadi kunci persoalan yang harus segera ditangani.

"Hasil analisis yang dilakukan memetakan pengaturan persimpangan menjadi kunci persoalan," ujar Syafrin dalam keterangan tertulis.

Pemprov DKI Jakarta akan menerapkan Intelligent Traffic Control System (ITCS) yang memiliki basis teknologi Artificial Intelligence (AI).

Artinya, lampu lalu lintas yang saat ini diatur secara konvensional menggunakan ukuran waktu yang ditentukan, ke depannya sistem ini akan menyesuaikan durasi berdasarkan tingkat kepadatan kendaraan.

Syafrin menyebutkan, ITCS bisa memprediksi pergerakkan lalu lintas, sehingga diyakini bisa meminimalisir hingga menghilangkan hambatan lalu lintas.

Selain mengatur durasi lampu lalu lintas berdasarkan kepadatan kendaraan, ITCS juga akan diintegrasikan ke Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE).


Preview



Oleh karenanya, perlu kerja sama dengan beberapa pihak terkait seperti Polda Metro Jaya, Badan Pendapatan Daerah, dan Dinas Lingkungan Hidup agar ITCS bisa berfungsi maksimal saat diterapkan.

Di tahap awal, Dinas Perhubungan DKI Jakarta akan menargetkan pemasangan ITCS di lima titik persimpangan untuk dua bulan ke depan.

Setelahnya penerapan ITCS akan ditambah secara bertahap, targetnya hingga akhir tahun bisa terpasang di 25 lokasi. Kemudian target hingga lima tahun ke depan, teknologi AI ini bisa terpasang di 321 persimpangan.

Dinas Perhubungan DKI Jakarta memasang sistem ITCS yang akan dibagi dalam dua segmen yakni perimeter dalam dan luar kota.

Dengan adanya pembagian ini, pemerintah bisa mendapatkan data yang lebih aktual mengenai pola pergerakan masyarakat, baik dari dalam maupun luar Jakarta.

"Data itu penting agar bisa mempelajari karakteristik pola pergerakan masyarakat," sebut Syafrin.

Syafrin berharap pemanfaatan AI pada sistem lalu lintas di Jakarta bisa memperkuat konektivitas intra dan antarkota.

"Ini tentu PR yang harus kita bisa tuntaskan bersama-sama dengan seluruh jajaran di Pemprov DKI Jakarta dan stakeholders yang ada," pungkasnya.

populerRelated Article