Home
/
Lifestyle

10 Fakta Perempuan Indonesia dalam Berdandan

10 Fakta Perempuan Indonesia dalam Berdandan
Birgitta Ajeng04 September 2018
Bagikan :

Uzone.id - Saat tengah berselancar di media sosial, kamu mungkin sering menemukan iklan-iklan produk kecantikan. Tidak sedikit pula yang menjajakannya dengan harga miring alias murah. 

Meski demikian, keberadaan iklan-iklan yang menjamur itu tidak serta-merta memengaruhi perempuan dalam membeli produk kecantikan secara sembarangan. Berdasarkan hasil survei ZAP Beauty Index, 54,8 persen perempuan masih membeli produk kecantikan di gerai atau toko resmi.

Fakta di atas hanyalah satu dari sekitar 70 temuan dari survei ZAP Clinic dibantu MarkPlus, terhadap 17.889 perempuan Indonesia.

Baca: Faktanya, Perempuan Indonesia Hanya Butuh 30 Menit untuk Dandan

Fadly Sahab, CEO dan pendiri ZAP Clinic mengatakan, “Rasanya ini survei pertama yang secara komprehensif memotret perilaku perempuan Indonesia sebagai konsumen terbesar industri kecantikan.”

Fadly berharap bahwa ZAP Beauty Index ini bisa menjadi gambaran yang komplit tentang industri kecantikan Indonesia, dan berguna buat banyak pihak, termasuk pemerintah dan media.

ZAP Beauty Index mengupas banyak hal tentang perilaku perempuan Indonesia dalam mempercantik diri. Sepuluh temuan lainnya yang juga terungkap dalam survei ini adalah:

Definisi kecantikan berubah seiring usia

Lebih dari 70 persen responden mendefinisikan cantik sebagai kondisi kulit tubuh dan wajah terlihat bersih, cerah dan berkilau. Bahkan satu dari empat perempuan berusia kurang dari 18 tahun menganggap kulit yang putih lebih penting daripada merasa bahagia.

via GIPHY

Tapi pada perempuan berusia lebih dari 24 tahun, kepercayaan diri yang ada mulai meningkat, menandakan mereka dapat menerima kekurangan yang ada pada diri masing-masing.

Pengeluaran untuk mempercantik diri

Wanita generasi milenial rata-rata membelanjakan uang sebesar Rp 600 ribu hingga Rp 1 juta per bulan untuk membeli produk kecantikan, dan Rp 1 juta sampai Rp 3 juta rupiah perbulan untuk perawatan kecantikan.

Anggaran untuk membeli produk kecantikan bertambah tiga kali lipat, antara Rp 1 juta sampai Rp 3 juta per bulan pada perempuan usia 35 tahun ke atas.

Sebelum beli produk, cari info di mana?

Sebelum membeli produk atau perawatan di klinik kecantikan, 73 persen perempuan mencari review terlebih dahulu di internet. Sebanyak 55 persen mencari referensi di Instagram, sementara 41 persen di Youtube.

Baca: Hati-hati, Kosmetik Ilegal Bisa Membahayakan Kesehatan Kulit Kamu

Beauty blogger berperan besar dalam mensuplai informasi ke konsumen. Hal ini tampak dari 41 persen perempuan yang lebih percaya pada beauty blogger ketimbang teman mereka sendiri. Namun saat membeli produk kecantikan, saran dari teman lebih berpengaruh ketimbang review dari beauty blogger. 

Tempat beli produk

Gerai resmi masih menjadi pilihan favorit perempuan semua usia dalam urusan membeli produk. Sebanyak 53 persen perempuan membeli produk kecantikan lewat gerai resmi, 44 persen di gerai farmasi ritel, dan hampir 34 persen masih membeli di supermarket.

Perempuan yang terbiasa membeli produk kecantikan di media sosial hanya sekitar 21 persen, dan pembelian produk kecantikan lewat e-commerce sebanyak 27 persen.

Yang diinginkan perempuan dari produk perawatan kulit

Hampir 60 persen perempuan menginginkan produk perawatan yang bisa mencerahkan kulit. Di samping itu, 53 persen perempuan ingin produk yang bisa mengecilkan pori-pori dan menghilangkan bekas jerawat.

via GIPHY

Lantas 43 persen ingin mengencangkan kulit, sedikit lebih tinggi dari konsumen yang ingin menghaluskan kulit wajah. Uniknya, sekitar 22 persen perempuan lebih memilih membawa pensil alis ketimbang sunblock.

Apa produk kecantikan favorit perempuan Indonesia?

Produk perawatan kulit yang paling sering digunakan setiap hari adalah pembersih wajah (78 persen), pelembap kulit (47 persen), toner (41 persen), serum (31 persen), dan krim mata (16 persen).

Namun produk yang wajib ada di tas perempuan, yaitu adalah lipstik, compact powder, lip balm, pensil alis, dan kertas minyak.

Sementara itu, 46 persen wanita paling suka produk Korea Selatan, 34 persen menyukai produk Indonesia, dan 21 persen memilih produk Jepang.

Baca: Inilah 4 Bahan Kimia Berbahaya yang Sering Terdapat di Kosmetik Ilegal

Siapa peduli dengan label? 

Meski sebagian besar menyatakan peduli dengan keamanan produk, tapi nyatanya masih ada 13 persen perempuan yang tidak memperhatikan label saat hendak membeli produk kecantikan.

Mereka lebih melihat logo brand, khasiat produk, atau promosi/diskon yang sedang berjalan. Bahkan hanya 0,1 persen perempuan milenial yang mengecek label/informasi kandungan produk kecantikan yang mereka beli.

Harga atau kualitas?

Sekitar 64 persen wanita Indonesia menyatakan lebih mementingkan keamanan produk. Namun perempuan usia kurang dari 18 tahun, di mana buat mereka harga produk yang murah adalah yang utama.

Sementara itu, sekitar 40 persen perempuan usia 36-55 tahun lebih memilih perawatan kulit di klinik, ketimbang menggunakan produk perawatan kulit.

Perawatan kecantikan saat ini dan dulu

Lima tahun yang lalu, perawatan facial tradisional menjadi favorit. Ada sekitar 62 persen perempuan mengaku menjalani facial tradisional, dan kurang dari 11 persen menjalani perawatan menghilangkan bulu.

via GIPHY

Kini, 43 persen perempuan mengaku menjalani laser wajah. Persentase ini sudah lebih tinggi dari yang masih melakukan facial tradisional. Sementara perawatan menghilangkan bulu lebih diminati, daripada facial tradisional.

Berapa lama perempuan berdandan?

Hampir 44 persen perempuan mengaku hanya menghabiskan waktu 15-30 menit untuk mengaplikasikan makeup. Durasi menggunakan makeup semakin singkat pada perempuan usia 61-65 tahun.

Sementara itu, 60 persen lebih perempuan tidak makeup secara menyeluruh ketika berkencan. Mereka lebih menerapkan itu saat pesta atau pergi dengan teman-teman.

populerRelated Article