Home
/
News

WannaCry tak Ganggu SBMPTN

WannaCry tak Ganggu SBMPTN
Dhita Seftiawan15 May 2017
Bagikan :

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menjamin serangan siber virus WannaCry tak akan mengganggu pelaksanaan ujian tulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang digelar hari ini. Panitia pusat dan lokal tetap akan menggelar tes dengan berbasis komputer dan kertas.

Kendati demikian, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir mengatakan, pemerintah tetap meminta panitia untuk menyiapkan solusi jika virus WannaCry tersebut ternyata menyerang database milik panitia.

Mohamad Nasir menegaskan, peserta ujian jangan sampai dirugikan dengan serangan siber yang sudah melumpuhkan database komputer sekitar 99 negara itu. 

"Ujian tetap harus berjalan, bisa saja semuanya jadi dengan berbasis kertas. Saya sudah ingatkan pantia agar siap dengan segala kemungkinan. Untuk peserta besok (hari ini) agar tetap tenang dan fokus," ujar Nasir usai melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung tiga fakultas di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh, Senin, 15 Mei 2017.

Dia mengaku tak mengkhawatirkan ancaman serangan WannaCry. "Nanti tes yang berbasis komputer itu kan tidak full online, kecuali saat meng upload jawaban saja. Tapi panitia harus tetap waspada, saya sudah ingatkan agar diperkuat IT nya. Saya tidak merisaukan virus itu, justru soal joki atau calo itu yang harus diperhatikan serius. Panitia jangan sampai lengah. Saya pastikan kalau ada percaloan dan tertangkap akan dipidanakan," ucap Nasir.

SBMPTN tahun ini diikuti sebanyak 797.023 peserta. Mereka akan bersaing untuk mendapatkan satu dari 128.085 kursi yang disediakan 85 PTN di seluruh Indonesia.

Ujian tulis dan keterampilan akan digelar 16-18 Mei 2017. Pengumuman kelulusan pada 13 Juni 2017 melalui situs resmi masing-masing PTN dan Panitia Pusat SBMPTN/SNMPTN 2017.

Seperti diketahui sebelumnya, fenomena serangan siber terjadi di beberapa negara, termasuk Indonesia. Serangan siber itu bersifat masif serta menyerang sumber daya sangat penting. Serangan itu bisa dikategorikan teroris siber. WannaCry telah menyerang 200.000 korban yang tersebar di lebih dari 150 negara. Jumlah itu dapat bertambah ketika para pegawai mulai kembali bekerja pada Senin 15 Mei 2017 ini. ***

populerRelated Article