Deklarasi Ekosistem Digital Indonesia Bebas Judi dan Hoax menjadi salah satu bentuk komitmen APJII untuk membentuk ekosistem digital yang aman dan berkelanjutan di Indonesia.
Berbagi informasi di sosial media menjadi cara baru dan banyak digunakan pengguna internet. Sayangnya, masih banyak informasi palsu yang dibagikan oknum-oknum tak bertanggung jawab dalam platform sosial media.
Penelitian mengungkapkan bahwa cuma ada 12 orang yang bertanggung jawab atas sebagian besar hoax dan kebohongan soal vaksin Covid-19 di Facebook, Instagram dan Twitter.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah merilis hoax yang berseliweran di media sosial selama diberlakukannya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Hoax memang menjadi masalah dimana-mana, bahkan di segala lini kehidupan. Untuk penyebaran vaksin pun harus berlomba-lomba dengan penyebaran hoax karena saking cepatnya diterima oleh masyarakat Indonesia.
Secara keseluruhan, mereka telah menghapus lebih dari 800 ribu video yang berhubungan dengan misinformasi berbahaya mengenai virus corona sejak Februari 2020
Persaingan dalam menemukan vaksin virus corona terus bergulir. Rusia diklaim ingin menghancurkan keberhasilan vaksin Pfizer dan menaikkan pamor vaksin Sputnik buatan negara Putin.
Sebuah startup asal Indonesia, Trusti mengaku telah mengandalkan teknologi blockchain untuk bisa mencegah penyebaran hoax dan konten plagiat. Masalah seperti hoax dapat ditangani secara efektif sehingga menimbulkan trust dari pembaca sebagai langkah handal untuk verifikasi konten dan sumbernya.
Cara kerjanya dengan partisipasi pengguna, dimana mereka dapat memberikan flagging atau penanda pada tweet yang mereka anggap kurang akurat.
Sebuah email yang seolah-olah dikirimkan oleh kementerian kesehatan Ukraina yang berisi informasi palsu tentang kasus-kasus coronavirus di negara itu menyebabkan sejumlah protes keras dan nyaris bentok dengan polisi.
Sejak Januari 2018, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Republik Indonesia mulai serius melakukan patroli konten negatif di internet dengan mengandalkan mesin pengais (crawling). Kemkominfo juga mengandeng banyak kementerian dan lembaga untuk memberantas konten negatif.
Namanya mesin komputer, sudah dirancang sedemikian rupa, pasti ada saja celah kesalahannya. Seperti yang baru saja terjadi pada mesin penerjemah milik Facebook.Tidak tanggung-tanggung, objek kesalahannya adalah nama Presiden China, Xi Jinping.
Yamaha Siapkan Bengkel dan Pos Jaga Selama Mudik Lebaran 2024
Honda SC e: Concept Dapat Respon Bagus, AHM Tinggal Tentukan Harganya
Uzone Talks: Saatnya Mudik! Apa Aja yang Harus Disiapkan?
Lenovo Masih Malu-malu Bocorin Penerus Legion Go
Tools Editing Video untuk Para Pemula
Akhirnya Toyota Rush Facelift Bakal Hadir, Tapi Begitu Doang?
Koneksi 4G Telkomsel Hadir di 14 Kapal Pelni, Pakai Jaringan Starlink
Deretan Fakta Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim
Daftar HP Vivo Terbaru di Ramadan 2024: Harga dan Spesifikasi
10 HP Android Paling Kencang Sedunia, Banyak Dijual di Indonesia
iOS 18 Bawa Fitur yang Sudah Ada di Android Sejak 2008
Vivo V30e Lolos TKDN, Speknya Upgrade dari V29e