icon-category Sport

Suci Utari, Pelari Cilik dengan Semangat Besar

  • 25 Apr 2017 WIB
Bagikan :

Pada hari kedua Kejuaraan Nasional Atletik U-18 dan U-20 di Stadion Atletik Rawamangun, Jakarta, Sabtu (22/4/2017), seorang atlet muda asal Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, menyita perhatian.

Dia adalah Suci Utari, salah satu peserta remaja (U-18) nomor lari halang rintang (steeplechase) 2.000 meter. Perhatian penonton tertuju kepadanya karena postur tubuh Suci paling kecil di antara para pelari lainnya.

Suci masih sangat belia. Ia lahir pada 16 Oktober 2004 dan berstatus pelajar kelas 6 Sekolah Dasar Negeri 11 Tanjung Bonai Aur, Kabupaten Sijunjung.

Oleh karena itulah, Suci langsung menjadi pusat perhatian di stadion. Sebagian orang merasa takjub, tetapi tak sedikit pula yang menertawakannya.

Suci Utari minum air setelah menuntaskan perlombaan lari halang rintang Kejuaraan Nasional Atletik U-18 dan U-20 di Stadion Atletik Rawamangun, Jakarta, Sabtu (22/4/2017).
Suci Utari minum air setelah menuntaskan perlombaan lari halang rintang Kejuaraan Nasional Atletik U-18 dan U-20 di Stadion Atletik Rawamangun, Jakarta, Sabtu (22/4/2017). (NUGYASA LAKSAMANA/JUARA.NET)

Meski demikian, Suci punya semangat besar. Ia tetap percaya diri untuk bersaing dengan para peserta yang berpostur tubuh lebih besar.

"Dia (Suci) memang suka lari dan semangatnya itu bagus. Badannya boleh kecil, tetapi lihat saja ketahanannya saat bertanding nanti," kata Hendra Ferry, pelatih Suci sekaligus pengurus PASI Sumatera Barat yang berada di sisi lintasan lari.

Menjelang pertandingan, Suci terlihat begitu antusias. Wajahnya tampak polos, dan sesekali menyunggingkan senyuman kepada orang-orang di sekitarnya.

Ketika terdengar bunyi pistol tanda perlombaan dimulai, Suci pun bergegas lari. Akan tetapi, dia tertinggal paling belakang dari peserta lainnya.

Suasana di stadion pun menjadi riuh. Mereka kagum sekaligus tertawa geli melihat aksi Suci, pelari mungil yang mencoba mengejar para pelari di depannya.

Sorak sorai penonton terdengar semakin ramai ketika Suci harus bersusah payah memanjat halang rintang (steeplechase), sedangkan peserta lain yang lebih tinggi cukup melompat saja untuk melewatinya.

Suci Utari berupaya melewati halang rintang saat mengikuti lomba lari pada Kejuaraan Nasional Atletik U-18 dan U-20 di Stadion Atletik Rawamangun, Jakarta, Sabtu (22/4/2017).
Suci Utari berupaya melewati halang rintang saat mengikuti lomba lari pada Kejuaraan Nasional Atletik U-18 dan U-20 di Stadion Atletik Rawamangun, Jakarta, Sabtu (22/4/2017). (NUGYASA LAKSAMANA/JUARA.NET)

Namun, tekad Suci patut diacungi jempol. Sesuai dengan ucapan pelatihnya, ketahanan stamina Suci begitu luar biasa.

Ketika sejumlah peserta mulai menurunkan kecepatannya karena lelah, bahkan sampai ada yang tergeletak hingga ditandu petugas medis, Suci justru masih stabil berlari.

Suci yang sempat berada di urutan paling belakang, perlahan naik posisi hingga akhirnya finis di urutan kelima.

Fisik memang bukan jaminan. Kendati postur tubuhnya paling kecil, Suci membuktikan bahwa dirinya bisa bersaing dengan para pelari lain.

Selepas pertandingan, rekan-rekan beserta pelatih memberikan ucapan selamat kepada Suci. Dia bukan pemenang pada lomba tersebut, tetapi dia sukses mencuri hati orang-orang di stadion.

Berawal dari beli kopi di warung

Bakat Suci pertama kali diketahui oleh Hamdan Sayuti, pelari profesional asal Sumatera Barat yang pernah masuk pelatnas untuk SEA Games 2015 di Singapura.

Hamdan yang turut hadir di Stadion Atletik Rawamangun, berbincang-bincang dengan JUARA soal pertemuan pertamanya dengan Suci.

Awalnya, Hamdan melihat Suci ketika sang bocah sedang disuruh oleh ayahnya membeli kopi sachet di sebuah warung di dekat rumahnya.

Setelah selesai membeli kopi, Suci kemudian berlari kencang menuju rumahnya.

"Waktu itu saya terkejut. Cara Suci berlari dari warung ke rumahnya seperti layaknya atlet lari Afrika," kata Hamdan.

Sejak itulah, Suci rutin diajak berlatih oleh Hamdan. Semuanya dilakukan dalam keadaan serba terbatas karena tak tersedianya lapangan di dekat rumah Suci.

Suci berasal dari keluarga yang sederhana. Menurut penuturan Hamdan, orangtua Suci bekerja sebagai petani kebun karet dan terkadang kerja serabutan. Mereka tinggal di sebuah rumah sempit berbahan baku seng.

Kendati demikian, berbagai keterbatasan tak menghalangi cita-cita Suci untuk menjadi atlet profesional.

Suci Utari berfoto dengan Hamdan Sayuti (kedua dari kanan) dan para pengurus PB PASI Sumatera Barat di Stadion Atletik Rawamangun, Jakarta, Sabtu (22/4/2017).
Suci Utari berfoto dengan Hamdan Sayuti (kedua dari kanan) dan para pengurus PB PASI Sumatera Barat di Stadion Atletik Rawamangun, Jakarta, Sabtu (22/4/2017). (NUGYASA LAKSAMANA/JUARA.NET)

"Saya pengin menjadi seperti Bang Hamdan. Apalagi lari itu hobi saya," kata Suci dengan logat bahasa Minang yang masih kental.

Sebelum mewakili Sumatera Barat pada Kejurnas Atletik U-18 dan U-20, Suci pernah mengikuti sejumlah ajang lomba lari di kampung halamannya.

Ia pernah menjadi juara pada lomba lari 10 K tingkat pelajar di Kabupaten Sijunjung dan berpartisipasi pada kejuaraan tingkat daerah.

Dari berbagai lomba yang diikuti, Suci memperoleh hadiah uang jutaan rupiah. Orangtuanya pun bangga sehingga mendukung penuh keinginan sang anak untuk menjadi pelari.

Jika ulet dan tekun, Suci tentu berpeluang menjadi salah satu pelari terbaik nasional pada masa mendatang.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini