Home
/
Health

Kapan Seharusnya Ibu Hamil Berhenti Berolahraga?

Kapan Seharusnya Ibu Hamil Berhenti Berolahraga?
Chairul Akhmad08 December 2016
Bagikan :
hellosehat-1
Preview


Ketika Anda hamil, Anda pasti ingin melakukan apapun untuk menjaga kesehatan Anda dan bayi Anda. Selain makan makanan dengan baik, istirahat yang cukup dan tetap terhidrasi, olahraga merupakan hal penting lainnya untuk kehamilan yang sehat.

Tetapi seiring membesarnya perut dan munculnya nyeri di bagian punggung, dapat membuat olahraga terlalu berisiko. Agar aman, Anda perlu mengetahui batasan kapan perlu olahraga, dan kapan seharusnya ibu hamil berhenti berolahraga.

Kapan sebaiknya ibu hamil berhenti berolahraga?


Selama tiga bulan terakhir kehamilan Anda, olahraga akan terasa sulit dan membuat Anda tidak nyaman. Jika Anda disarankan untuk beristirahat di tempat tidur, maka Anda mungkin harus berhenti berolahraga sama sekali. Tetapi, jika Anda memiliki kehamilan yang sehat, Anda mungkin hanya perlu untuk menyesuaikan dan mengurangi jumlah latihan Anda. Pada trimester kedua, Anda tidak diperbolehkan untuk berada di posisi telentang, sehingga Anda tidak boleh melakukan gerakan yoga yang membutuhkan posisi ini. Sepanjang kehamilan Anda secara keseluruhan, Anda harus menghindari olahraga yang berisiko mencelakai Anda dan calon bayi.

Ada olahraga dan kegiatan tertentu yang berbahaya bila dilakukan selama kehamilan. Ini termasuk:

  • Kegiatan menahan napas pada aktivitas apapun.

  • Olahraga yang memungkinkan Anda jatuh (seperti ski, menunggang kuda, dan lain-lain).

  • Olahraga yang melakukan banyak kontak tubuh, seperti softball, sepak bola, basket, voli, dan lain-lain.

  • Latihan yang dapat menyebabkan trauma perut ringan seperti kegiatan yang mencakup gerakan tiba-tiba, atau perubahan arah yang sangat cepat.

  • Kegiatan yang memerlukan lompatan, pantulan, atau lari.

  • Sit-up.

  • Peregangan yang membutuhkan lompatan.

  • Pinggang diputar.

  • Latihan berat yang diikuti oleh periode panjang tanpa aktivitas.

  • Latihan saat udara panas dan lembap.


Selain itu, secara umum American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG) menyarankan tidak melakukan olahraga kardio selama kehamilan jika Anda memiliki salah satu kondisi berikut:

Beberapa ibu hamil dengan kondisi ini mungkin masih bisa latihan di bawah pengawasan medis yang ketat. Bicarakan dengan dokter Anda untuk kondisi terbaik.

Kapan harus memeriksa diri ke dokter sebelum berolahraga?


Jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, maka Anda harus berhati-hati sebelum mulai berolahraga. Mintalah dokter untuk merekomendasikan olahraga rutin dan aman jika Anda memiliki salah satu atau beberapa dari kondisi berikut, yaitu:

Olahraga apa yang aman selama kehamilan?


Sebagian besar olahraga aman dilakukan selama kehamilan (kecuali yang telah disebutkan di atas), asalkan Anda melakukannya dengan hati-hati dan jangan berlebihan. Olahraga yang paling aman dan produktif adalah berenang, jalan cepat, bersepeda pada mesin statis dalam ruangan, dan aerobik berdampak rendah (harus diajarkan oleh instruktur bersertifikat). Olahraga tersebut hanya memiliki risiko cedera yang sedikit, sehingga Anda dapat melakukannya hingga melahirkan. Tenis dan bulutangkis sebenarnya aman dilakukan, namun perubahan keseimbangan selama kehamilan dapat mempengaruhi gerakan. Kegiatan lain seperti jogging dapat dilakukan dengan perlahan.

Apa yang harus diperhatikan saat melakukan olahraga?


Untuk kebugaran maksimal, program latihan saat hamil harus dapat memperkuat dan mengondisikan otot-otot Anda. Untuk memulainya, selalu lakukan pemanasan dan peregangan selama masing-masing 5 menit. Sertakan latihan kardiovaskular, setidaknya 15 menit. Ukur detak jantung Anda pada saat puncak aktivitas. Ikuti dengan aerobik ringan 5-10 menit secara bertahap, yang diakhiri dengan pendinginan.

Berikut adalah beberapa panduan olahraga untuk ibu hami, yaitul:

  • Memakai pakaian yang kendur dan nyaman, serta sport bra yang baik.

  • Memilih sepatu khusus untuk jenis olahraga yang akan Anda lakukan, agar terhindar dari cedera.

  • Mengonsumsi cukup kalori untuk memenuhi kebutuhan kehamilan dan juga program latihan Anda.

  • Menyelesaikan makan setidaknya satu jam sebelum berolahraga.

  • Minum air sebelum, selama, dan setelah olahraga.

  • Berdiri perlahan dan bertahap setelah olahraga agar tidak pusing.

  • Jangan pernah berolahraga hingga titik kelelahan. Jika Anda tidak dapat berbicara dengan normal saat berolahraga, maka itu tandanya Anda harus memperlambat aktivitas Anda.


 

BACA JUGA:

The post Kapan Seharusnya Ibu Hamil Berhenti Berolahraga? appeared first on Hello Sehat.
populerRelated Article