icon-category Sport

Joan Mir: Titisan Lorenzo, Marquez, atau Vinales?

  • 15 Apr 2017 WIB
Bagikan :

Namanya Joan Mir. Mir masih berusia 19 tahun dan kini membalap di ajang Moto3. Sewaktu dia memenangi seri pertama di Losail, Qatar, itu masih terasa biasa saja. Maklum balapan pembuka bisa jadi milik siapa saja.

Tapi, Mir menyentak di seri kedua, GP Argentina di Termas de Rio Hondo hari Minggu (9/4/2017). Caranya menang sungguh luar biasa karena dia yang start dari grid 16 menapak satu per satu posisi.

Di akhir lap 1 dia sudah berada di posisi 10, lalu sempat turun lagi ke posisi 13 pada lap 3. Mir terus memperbaiki diri, ke posisi 8 di lap 5, lalu posisi 3 di lap 6, dan satu lap kemudian dia sudah berada di depan! Balapan Moto3 yang selalu ketat tak mengendurkan semangat Mir untuk bertarung dengan John McPhee, Philipp Ottl, dan Jorge Martin.

Walau ketat, tetapi Mir senantiasa ada di depan. Dia hanya sekali kehilangan posisi terdepan pada lap 15 ke tangan McPhee. Namun, satu lap kemudian dia ambil alih lagi dan hingga finis dia bertahan di sana. Mir menang di depan McPhee dan Martin.

Uniknya, ini adalah podium yang persis sama dengan GP Qatar.

Agresif dan Tenang

Bila mengingat gayanya membalap, Mir ini bak titisan siapa, Lorenzo, Marquez, atau Vinales?

Baca Juga:

Kalau pertanyaan ini ditanyakan langsung kepada Mir pastilah dia ingin menjadi dirinya sendiri. Mir semasa junior memang matang di ajang Lorenzo Competicion, sebuah kompetisi bentukan ayah Jorge Lorenzo, Chico Lorenzo.

Chico lantas membentuk Lorenzo Motorbike Racing School di Mallorca, Spanyol. Tentu saja hasil didikan utamanya adalah anaknya sendiri, Jorge. Sekarang sekolah ini sudah menyebar ke mancanegara, ada di Meksiko, Italia, Argentina, dan Amerika.

Mir mulai belajar balap di usia 10. Dia langsung ditempa di Lorenzo Competicion dan hasilnya adalah dia banyak memenangi, lewat dominasi, kejuaraan satu ke yang lain. Seperti kebanyakan pebalap Spanyol top saat ini, ajang Campeonato de España de Velocidad (CEV) alias Kejurnas Balap Motor Spanyol adalah batu loncatan mereka.

Ada yang pernah sukses di sana dengan menjadi juara, seperti Vinales dan Mir, tapi ada juga yang menjadikan itu hanya sebagai batu loncatan tanpa mesti menaklukkannya. Lorenzo dan Marquez masuk kategori ini.

Mir juga ikut Red Bull Rookies Cup dengan prestasi tertingginya adalah peringkat dua tahun 2014. Setahun kemudian mulai menjajal Moto3 walau baru satu seri. Barulah pada musim 2016 dia ikut semusim penuh Moto3.

Mir sekali menang tahun lalu, di Austria, dan di klasemen akhir dia ada di posisi ke-5. Usia Mir yang masih 17 tahun tak membuatnya terburu-buru ke Moto2. Dia memilih tetap di Moto3 untuk tahun kedua. Dan ternyata pilihannya itu tepat. Mir tampak lebih matang.

Dua balapan pertama ia kuasai. Sesungguhnya, performa yang Mir perlihatkan di Argentina bukan hal baru. Sejak junior dia biasa melakukan itu. Tapi, Mir sendiri mengaku tak menyangka bisa menang.

"Sejujurnya saya tak yakin bisa menang karena posisi start saya terlalu jauh. Namun, begitu ada di barisan terdepan saya tak mau menyia-nyiakannya," kata Mir.

Mir juga menekankan, dia tak boleh jemawa. "Ini baru balapan kedua, musim masih panjang dan segala sesuatu bisa terjadi," kata pebalap yang mengidolai Valentino Rossi itu.

Dari caranya yang agresif dalam memenangi balapan, Mir pastilah mengingatkan kita akan Marquez. Juara dunia MotoGP termuda itu pernah start dari posisi 33 dan memenangi balapan! Itu ia lakukan pada balapan terakhirnya di Moto2 di Valencia.

Sementara bila mengingat Mir adalah tipe pebalap halus dan tak mudah jatuh, orang pasti menyangkanya itu adalah didikan Lorenzo Competicion dan ketenangannya membaca situasi selama balapan merupakan ciri khas Vinales.

Siapa pun yang menjadi inspirasi Mir, tentu yang berbahagia dan bangga adalah Spanyol. Di saat Amerika, Inggris, Australia, dan mungkin juga tiga negara Eropa, Inggris, Jerman, dan Italia, kekeringan bakat-bakat bagus, Spanyol justru berlimpah.

Mir kini memimpin klasemen Moto3 dan itu adalah bekal kuat untuk menjuarai ajang ini. Selanjutnya, sepertinya, tahun depan hijrah ke Moto2. Jangan heran bila dalam dua-tiga tahun ke depan dia akan menjadi pesaing berat bagi Marquez, Vinales, dan Lorenzo pada ajang MotoGP.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : Moto GP 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini