Sponsored
Home
/
News

3 Jubah Dimas Kanjeng Taat Ini Diduga untuk Gandakan Uang

3 Jubah Dimas Kanjeng Taat Ini Diduga untuk Gandakan Uang
Preview
Tempo30 September 2016
Bagikan :
Preview


Penyidik Polda Jawa Timur menyita tiga jubah berkantong yang diduga milik Pembina Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Untuk apa jubah ini?

Penyidik Kepolisian Daerah Jawa Timur menyita tiga jubah berkantong yang diduga milik Pembina Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Jubah berkantong itu diduga sebagai tempat menyimpan uang Dimas Kanjeng saat dia mendemonstrasikan penggandaan uang di hadapan pengikutnya.

"Ada tiga jubah yang kami sita," kata Kepala Subdirektorat I Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Timur Ajun Komisaris Besar Cecep Ibrahim saat dihubungi Tempo, Jumat, 30 September 2016. Jubah itu disita saat penangkapan besar-besaran Dimas Kanjeng oleh Polda Jawa Timur dan Kepolisian Resor Probolinggo di padepokannya di Probolinggo, 22 September 2016.

Cecep menjelaskan jubah berkantong itu terdiri atas satu jubah berwarna hijau dan dua jubah warna hitam. Kantong itu ada pada setiap jubah bagian dalam samping kanan-kiri. "Jubah hijaunya seperti jaket polisi dan dua jubah lainnya berwarna hitam. Saya perkirakan tiap kantong bisa menyimpan uang senilai Rp 50 juta," kata Cecep.

Baca: Heboh Gatot dan Dimas Kanjeng, Ternyata Ini Biangnya

Cecep meyakini jubah berkantong itu digunakan Dimas Kanjeng untuk mengelabui ribuan santrinya agar percaya. Sebab, saat dia diminta mendemonstrasikan aksinya di hadapan penyidik, Dimas Kanjeng menolak. "Dia bilang sudah tidak bisa karena jin iprit yang selama ini membantu dia kabur setelah terkena gas air mata polisi."

Taat Pribadi membantah adanya jubah berkantong yang digunakan dia untuk mendemonstrasikan aksi menggandakan uang di hadapan pengikutnya. "Tidak ada itu. Bohong itu. Mana ada itu jubah," kata Dimas Kanjeng sesaat sebelum menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Jawa Timur hari ini.

Dalam video yang beredar di YouTube, Taat Pribadi menunjukkan cara dia mengecoh pengikutnya dengan mengeluarkan uang dalam berbagai nilai dan beragam mata uang di dalam jubahnya. Dalam video itu Taat sesekali meraba bagian belakang badannya. Tak lama kemudian, ia mengeluarkan segepok uang pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu.

Simak juga: Pengikut Dimas Kanjeng Bukan Santri, Ini Penjelasan MUI

Selain menggunakan jubah dan kotak ajaib, dugaan penipuan dengan modus penggandaan uang oleh Taat Pribadi, pemimpin Pedepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, menggunakan koper ajaib.

“Masyarakat yang percaya uangnya akan berlipat ganda disuruh menyetor uang dan menemui Dimas Kanjeng di padepokan,” kata salah satu korban Taat yang tinggal di Kabupaten Sidoarjo, Rabu, 28 September 2016.

Uang yang disyaratkan pun disetor. “Korban diberi koper besar yang dipercaya akan berisi uang asli,” ucapnya. Setelah itu, koper boleh dibawa pulang. “Namun syaratnya, koper baru boleh dibuka setelah tiba di rumah korban.”

Karena penasaran, korban membuka koper sebelum tiba di rumah. Ternyata koper itu tak berisi uang asli. Korban pun mengembalikannya dan memprotes Taat. Namun Taat berdalih, karena korban tak menuruti perintahnya, uang asli yang dijanjikan berlipat ganda tak terwujud.

Taat diketahui menggunakan kotak ajaib yang diberikan kepada para pengikutnya melalui kordinator pengepul uang yang disetor para pengikutnya. Dengan bacaan zikir dan salawat tertentu, uang akan muncul secara gaib di dalam kotak ajaib itu. Namun belum ada yang terbukti.

Simak: Begini Cara Dimas Kanjeng Taat Pribadi 'Menggandakan' Uang

Pria 46 tahun itu ditangkap Kepolisian Daerah Jawa Timur dan Kepolisian Resor Probolinggo dalam penggerebekan besar-besaran pada 22 September 2016. Taat disangka menjadi otak pembunuhan dua pengikutnya yang diduga berkhianat, yakni Ismail dan Abdul Gani. Mayat Ismail ditemukan di Probolinggo pada Februari 2016, sedangkan jasad Abdul Gani ditemukan di Wonogiri, Jawa Tengah, April 2016.

Selain Taat, sembilan orang lain ditetapkan sebagai tersangka, baik eksekutor maupun orang yang membantu proses pembunuhan berencana itu. Polisi masih mengejar beberapa orang lain yang terlibat dalam pembunuhan itu.

Adapun Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi berdiri sejak 2005 di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo.

Selain melakukan aktivitas peribadatan sehari-hari, pedepokan ini melakukan ritual dengan zikir dan salawat untuk menggandakan uang. Pengikutnya ribuan yang tersebar di seluruh Indonesia. Kini masih ada ratusan pengikutnya yang bertahan di pedepokan dan ribuan lain yang tinggal di rumah penduduk meski pemimpin mereka sudah ditangkap polisi. Mereka masih percaya kemampuan Taat dalam melipatgandakan uang.

NUR HADI | ISHOMUDDIN

Berita Terkait:
populerRelated Article