Home
/
Health

Bahaya Bersin Terlalu Keras pada Kesehatan

 Bahaya Bersin Terlalu Keras pada Kesehatan
arah.com16 June 2017
Bagikan :

Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa selama ini, mungkin kamu bersin dengan cara yang salah. Seorang dosen senior dari The University of Queensland, David King menyatakan bahwa kebiasaan bersin yang salah dapat menyebabkan beberapa kerusakan.

"Bersin dengan cara yang salah secara berulang bisa membawa lebih banyak risiko daripada manfaat, meskipun tampaknya merupakan respon alami terhadap hidung tersumbat," tulisnya untuk The Conversation dilansir dari Daily News.

King menjelaskan bahwa ada banyak kasus di mana orang yang kerap bersin begitu keras sehingga menyebabkan kerusakan akibat tekanan yang mereka ciptakan. "Pada sebagian besar kasus ini, orang-orang menderita sinusitis kronis atau ada kelemahan dalam struktur yang mereka rusak setelah bersin terlalu keras," katanya.

Akibat bersin terlalu keras, orang-orang telah mematahkan dasar soket mata mereka, mengalami sakit kepala parah dan memaksa udara masuk ke jaringan antara dua lobus paru-paru. King mengerti mengapa orang bersin begitu keras seperti ketika lendir dijaga di hidung tidak hanya menyebabkan iritasi, tapi juga memiliki kesempatan untuk pindah ke tenggorokan untuk membuat batuk.

"Jika Anda memiliki lendir di hidung, mungkin lebih baik mengeluarkannya, jadi kencangkan dengan lembut atau dengan membersihkan satu lubang hidung pada satu waktu. Penggunaan perawatan yang tepat dapat mengurangi kebutuhan untuk meniup, dan kekuatan yang dibutuhkan untuk membersihkan hidung Anda," jelasnya.

Ia merekomendasikan orang membeli semprotan dekongestan, semprotan hidung garam dan melakukan teknik yang disebut aspirasi hidung, yaitu saat Anda menyemprot cairan garam ke hidung untuk menghalau lendir dan puing.

"Jika Anda berulang kali bersin, Anda mungkin memiliki kondisi hidung, seperti demam atau sinusitis, yang harus ditangani lebih komprehensif," katanya.

Artikel MailOnline sebelumnya menyatakan bahwa kita bersin karena pemicu seperti debu, serbuk sari dan kuman.Menurut Profesor Jeremy Ward, ahli fisiologi pernafasan di King's College London, karena iritasi udara dipaksa keluar melalui hidung dan mulut dengan kecepatan tinggi, terlepas dari apa pun yang menggelitik sarafnya.

"Batang otak, di mana semua informasi ini dikirim, adalah komputer saraf yang sangat rumit," Profesor Ward menjelaskan. "Apa yang mungkin Anda pikirkan adalah respons yang tidak tepat sebenarnya hanyalah sedikit kebocoran antar sistem," pungkasnya.

populerRelated Article